Jakarta Selatan Pos – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memastikan langkah cepat untuk mengevakuasi wisatawan yang tertahan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pasca-erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Evakuasi dilakukan melalui jalur laut dan udara, dengan dukungan koordinasi bersama berbagai pihak terkait.
Bandara Internasional Komodo Kembali Dibuka
Bandara Internasional Komodo yang sebelumnya ditutup akibat aktivitas vulkanik, resmi beroperasi kembali pada Kamis (14/11). Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana, dalam pernyataan resminya mengungkapkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memastikan seluruh wisatawan terdampak dapat kembali ke daerah asal dengan aman dan nyaman.
“Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Tim khusus juga telah dikirim untuk memantau kondisi dan memberikan informasi terkait jadwal transportasi serta akomodasi,” ujar Widiyanti.
Evakuasi Jalur Laut: Kapal Dharma Rucitra VIII dan Kapal Niki Mila Utama
Dari pemantauan di Surabaya, Kapal Dharma Rucitra VIII tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada Kamis (14/11) pukul 15:30 WIB, membawa 406 penumpang, terdiri dari 365 wisatawan domestik (wisnus) dan 41 wisatawan mancanegara (wisman).
Selain itu, Kapal Niki Mila Utama yang menempuh rute Ende-Labuan Bajo-Bima-Surabaya dijadwalkan tiba pada Jumat (15/11) pukul 17:00 WIB, dengan tambahan 81 wisatawan dari Labuan Bajo. Wisatawan di kapal ini mendapatkan fasilitas makanan ringan dan informasi yang dibutuhkan sepanjang perjalanan.
Kapal KM Binaiya dan KM CUCUT: Evakuasi ke Bali dan Bima
Dari Bali, kapal KM Binaiya yang berangkat dari Labuan Bajo pada Rabu (13/11) tiba di Pelabuhan Benoa pada Jumat (15/11) pukul 04:20 WITA. Sebanyak 1.012 penumpang berhasil dievakuasi, terdiri dari 602 wisatawan domestik dan 410 wisatawan mancanegara.
Di Bima, Kapal Ferry KM CUCUT diberangkatkan menuju Sape pada Kamis (14/11) pukul 10:00 WITA, membawa 189 penumpang. Sebelumnya, Kapal Walet 01 juga telah diberangkatkan dari Bima pada Kamis tengah malam dengan total 14 penumpang.
Transportasi Darat: Dukungan Bus Wisata di Surabaya
Untuk wisatawan yang tiba di Surabaya, Kemenparekraf bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur menyediakan dua bus wisata dengan kapasitas masing-masing 24 orang, serta satu minibus berkapasitas 14 orang. Bus ini melayani rute ke pusat kota dan Bandara Juanda, Sidoarjo.
Aktivitas Penerbangan Kembali Normal
Selain jalur laut, jalur udara juga kembali beroperasi. Pada 14 November, lima penerbangan domestik di Bandara Komodo dilaksanakan. Di Kabupaten Bima, aktivitas penerbangan dilakukan melalui Bandara Sultan Muhammad Salahudin. Pada Jumat (15/11), delapan penerbangan domestik dijadwalkan berangkat dari Labuan Bajo.
Langkah ke Depan: Jadwal Terorganisir
Untuk memastikan kelancaran evakuasi, Kemenparekraf telah menyusun jadwal keberangkatan transportasi laut dan udara. Kapal Sabuk Nusantara 74 melayani rute LBJ-BIMA pada pukul 23:00 WITA dengan kapasitas 508 penumpang. Selain itu, rute LBJ-BIMA-BENOA-SURABAYA dijadwalkan berangkat pukul 14:00 WITA dengan kapasitas 970 penumpang.
Komitmen Kemenparekraf
Kemenparekraf terus menunjukkan komitmennya dalam melindungi wisatawan yang terdampak bencana alam. Koordinasi dengan instansi terkait, mulai dari operator transportasi hingga pengelola akomodasi, menjadi kunci utama dalam evakuasi ini.
Dengan penanganan yang sigap, pemerintah tidak hanya memastikan keselamatan wisatawan tetapi juga membangun kembali kepercayaan terhadap destinasi wisata di Labuan Bajo dan sekitarnya. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh respons cepat dalam menghadapi situasi darurat di sektor pariwisata.