Jakarta Selatan Pos – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menyampaikan keprihatinannya terkait hasil evaluasi terhadap penelitian yang dilakukan oleh dosen di bawah naungannya. Banyak dari penelitian tersebut, menurut Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag RI, Faisal Ali Hasyim, hanya sebatas pemenuhan kewajiban sebagai tenaga pengajar, tanpa memberikan kontribusi signifikan bagi penyelesaian masalah di masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Faisal dalam kegiatan penguatan integritas ekosistem perguruan tinggi keagamaan negeri di Universitas Islam Negeri M Djamil Djambek, Bukittinggi, pada Selasa.
Evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemenag mengungkapkan bahwa banyak riset yang tidak menjawab tantangan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Padahal, Menteri Agama Nasaruddin Umar telah menginstruksikan agar penelitian yang dilakukan oleh dosen dapat membantu menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, Faisal mendorong agar setiap perguruan tinggi yang berada di bawah Kemenag untuk melakukan riset yang tidak hanya memenuhi formalitas, tetapi juga memberikan solusi konkret terhadap masalah yang ada di sekitarnya.
Selain itu, Inspektorat Jenderal Kemenag juga menemukan beberapa kasus plagiat terkait karya ilmiah yang dihasilkan oleh dosen-dosen tersebut. Temuan ini tidak hanya merusak dunia pendidikan tetapi juga merugikan citra Kemenag secara keseluruhan. “Kami menemukan beberapa kasus plagiat yang terkait dengan karya ilmiah,” ujar Faisal dalam arahannya. Keberadaan plagiarisme dalam karya ilmiah tentu menjadi perhatian serius, karena tidak hanya bertentangan dengan etika akademik, tetapi juga mencederai integritas dunia pendidikan tinggi.
Lebih lanjut, Faisal mengingatkan para dosen agar lebih memperhatikan cara mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa. Berdasarkan temuan Inspektorat Jenderal Kemenag, pembelajaran di perguruan tinggi masih didominasi oleh penyampaian teori-teori yang kurang aplikatif. Ilmu pragmatis, yang seharusnya membantu mahasiswa untuk menghadapi tantangan di dunia nyata, masih minim diterapkan. Oleh karena itu, penting bagi pengajar untuk mengubah pendekatan mereka agar proses pembelajaran menjadi lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia profesional.
Sebagai langkah solusi, Faisal menyarankan agar para dosen mulai mengajak atau menyarankan mahasiswa untuk membaca berbagai jurnal yang telah dipublikasikan. Dengan cara ini, mahasiswa diharapkan dapat memperluas wawasan mereka serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Selain itu, melalui pembacaan jurnal ilmiah, mahasiswa juga dapat mengetahui perkembangan terbaru dalam bidang ilmu yang mereka pelajari, yang dapat berguna untuk menjawab permasalahan di masyarakat.
Kemenag berkomitmen untuk terus mendorong perguruan tinggi keagamaan negeri agar menghasilkan riset yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Harapannya, penelitian yang dilakukan oleh para dosen tidak hanya menjadi kewajiban administratif, tetapi juga dapat berkontribusi pada solusi praktis untuk permasalahan sosial, ekonomi, dan budaya yang ada di Indonesia.