Jaksel Pos – Pada Senin (18/11), banjir rob kembali melanda kawasan pesisir utara Jakarta. Fenomena ini menyebabkan tiga Rukun Tetangga (RT) dan empat ruas jalan terendam air. Banjir rob, yang merupakan fenomena alam akibat pasang maksimum air laut, menggenangi beberapa titik di wilayah DKI Jakarta, terutama di kawasan Jakarta Utara.
Menurut keterangan tertulis dari Kapusdatin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan, dampak banjir ini melibatkan sedikitnya tiga RT yang terendam. “Tiga RT atau sekitar 0,09% dari total 30.772 RT yang ada di DKI Jakarta terkena dampak banjir rob,” jelas Yohan. Selain itu, empat ruas jalan yang juga terendam genangan air turut menambah dampak dari fenomena ini.
Banjir rob kali ini disebabkan oleh fenomena alam, yakni pasang maksimum air laut yang bersamaan dengan fase bulan baru. Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya banjir rob di beberapa wilayah pesisir. Salah satu titik yang paling terdampak adalah Pintu Air Pasar Ikan, yang pada pukul 10.00 WIB terdeteksi berada pada kategori Siaga 1, menandakan potensi banjir yang cukup tinggi.
Yohan mengungkapkan bahwa genangan air ini terjadi di beberapa kelurahan di Jakarta Utara. Di Kelurahan Pluit, sebuah RT terendam dengan ketinggian air sekitar 20 sentimeter. Sementara itu, di Kelurahan Marunda, dua RT juga terendam dengan ketinggian air yang lebih rendah, yakni sekitar 10 sentimeter. Meskipun tingkat ketinggian air di area permukiman relatif rendah, genangan tetap mempengaruhi aktivitas masyarakat setempat.
Selain genangan di permukiman, banjir rob juga merendam sejumlah ruas jalan utama di Jakarta Utara. Di antaranya, Jalan RE Martadinata, tepatnya di depan Jakarta International Stadium (JIS), yang terendam air dengan ketinggian mencapai 20 sentimeter. Ruas jalan lain yang terkena dampak banjir rob adalah Jalan Hiu di Pelabuhan Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, yang terendam dengan ketinggian 40 sentimeter. Kemudian, ada juga genangan di Jalan Cumi dan Jalan Tuna yang berada di kawasan Pelabuhan Muara Baru dengan ketinggian air masing-masing mencapai 25 dan 30 sentimeter.
Dalam menghadapi kondisi ini, BPBD DKI Jakarta terus memantau perkembangan genangan air di kawasan yang terdampak. Personel BPBD dikerahkan untuk memastikan bahwa kondisi genangan dapat segera teratasi. Selain itu, BPBD juga bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (Dinas SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan air dan memastikan agar saluran air (tali air) berfungsi dengan baik. Para lurah dan camat setempat juga diminta untuk membantu mengkoordinasikan upaya penyelesaian genangan.
BPBD DKI Jakarta juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi genangan yang mungkin muncul kembali. “Kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi genangan lebih lanjut, terutama di kawasan pesisir. Jika terjadi keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112 untuk mendapatkan bantuan. Layanan ini tersedia 24 jam non-stop dan gratis,” tandas Yohan.
Meskipun banjir rob ini tidak menimbulkan kerusakan besar, dampaknya terhadap aktivitas harian masyarakat, terutama di wilayah yang terendam, tetap dirasakan. Kejadian serupa diprediksi bisa terjadi lagi, mengingat Jakarta berada di wilayah pesisir yang rentan terhadap perubahan pasang surut air laut. Oleh karena itu, kewaspadaan dan persiapan yang lebih baik menjadi hal yang penting untuk meminimalisir dampak bencana alam semacam ini.