Jakarta Selatan Pos – Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 telah merealisasikan subsidi sebesar Rp434,3 triliun untuk kebutuhan masyarakat. Subsidi ini mencakup bahan bakar minyak (BBM), listrik, LPG, hingga pupuk, yang bertujuan untuk memastikan masyarakat dapat menikmati harga yang lebih terjangkau di tengah berbagai tantangan ekonomi.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menjelaskan bahwa subsidi ini menjadi salah satu manfaat nyata yang dirasakan masyarakat dari APBN. Dalam konferensi pers APBN 2024 di Jakarta, Senin, Suahasil menekankan bahwa subsidi ini memungkinkan masyarakat mendapatkan berbagai kebutuhan pokok dengan harga jauh di bawah nilai sebenarnya.
Salah satu contohnya adalah subsidi untuk BBM. Harga solar yang seharusnya mencapai Rp11.950 per liter kini dapat dinikmati masyarakat dengan harga Rp6.800 per liter. Dengan subsidi sebesar Rp5.150 per liter atau sekitar 43 persen dari harga asli, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp89,7 triliun untuk lebih dari 4 juta kendaraan. Hal serupa juga berlaku untuk Pertalite, di mana masyarakat hanya membayar Rp10.000 per liter dari harga asli Rp11.700. Perbedaan Rp1.700 per liter ini ditanggung oleh APBN dengan total anggaran mencapai Rp56,1 triliun, dinikmati oleh 157,4 juta kendaraan.
Selain itu, subsidi untuk minyak tanah juga memberikan manfaat signifikan. Harga asli minyak tanah yang mencapai Rp11.150 per liter dipangkas menjadi Rp2.500 per liter, dengan subsidi sebesar Rp8.650 per liter atau 78 persen. Anggaran yang dialokasikan untuk subsidi minyak tanah ini mencapai Rp4,5 triliun, yang dirasakan langsung oleh 1,8 juta rumah tangga di seluruh Indonesia.
Tidak hanya BBM, subsidi juga diberikan untuk LPG 3 kg. Harga asli LPG per tabung sebesar Rp42.750, namun masyarakat hanya perlu membayar Rp12.750. Subsidi sebesar Rp30.000 per tabung ini menghabiskan anggaran sebesar Rp80,2 triliun dan dinikmati oleh sekitar 40,3 juta pelanggan.
Sementara itu, subsidi listrik juga menjadi salah satu program besar dalam APBN 2024. Rumah tangga berdaya 900 VA subsidi, misalnya, menikmati tarif yang jauh lebih murah, yaitu Rp600 per kWh dibandingkan harga asli Rp1.800 per kWh. Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp1.200 per kWh atau 67 persen, yang menjangkau sekitar 40,3 juta pelanggan. Sedangkan untuk rumah tangga 900 VA non-subsidi, tarifnya turun menjadi Rp1.400 per kWh dari harga asli Rp1.800 berkat kompensasi Rp400 per kWh. Kebijakan ini memberikan manfaat langsung bagi 50,6 juta pelanggan dengan alokasi anggaran subsidi listrik mencapai Rp156,4 triliun.
Selain sektor energi, pemerintah juga memberikan subsidi pupuk untuk mendukung petani. Anggaran subsidi pupuk sebesar Rp47,4 triliun digunakan untuk menyediakan 7,3 juta ton pupuk dengan harga yang lebih terjangkau. Pupuk urea, yang harga aslinya mencapai Rp5.558 per kg, dijual kepada petani dengan harga Rp2.250 per kg, sehingga pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp3.308 per kg atau 59 persen. Pupuk NPK juga mendapatkan subsidi besar, di mana petani hanya perlu membayar Rp2.300 per kg dari harga asli Rp10.791. Dengan subsidi sebesar Rp8.491 per kg atau 78 persen, petani dapat meningkatkan produktivitas dengan beban biaya yang lebih ringan.
Realisasi subsidi dalam APBN 2024 ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meringankan beban masyarakat. Dengan alokasi anggaran yang besar, subsidi BBM, LPG, listrik, dan pupuk menjadi langkah strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung kesejahteraan rakyat. Pemerintah berharap melalui subsidi ini daya beli masyarakat dapat meningkat, produktivitas pertanian terjaga, dan akses energi menjadi lebih terjangkau.
Upaya ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi jutaan masyarakat, tetapi juga menjadi bagian penting dari pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dengan subsidi yang tepat sasaran, masyarakat dapat merasakan langsung kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka.