
Sumber: antaranews.com
Jakarta Selatan Pos – Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, menyampaikan santunan kepada keluarga dari dua korban meninggal akibat banjir yang terjadi di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung. Bencana tersebut melanda pada Jumat, 17 Januari 2025, dan mengakibatkan banyak kerugian serta korban jiwa. Santunan yang diberikan sebesar Rp15 juta untuk masing-masing korban, sebagai bentuk dukungan dari pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak.
Dalam kunjungannya ke Bandarlampung pada Selasa (21/1), Agus Jabo Priyono menyampaikan bahwa Kementerian Sosial hadir untuk melihat langsung kondisi para korban dan wilayah yang terdampak banjir. Ia juga menyebutkan bahwa bantuan tersebut merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam meringankan beban keluarga korban.
Pada kesempatan itu, santunan diserahkan kepada ahli waris dua korban meninggal dunia, yaitu Bahtiar dan Suhendi. Bahtiar menjadi korban karena terbawa arus deras saat banjir melanda, sementara Suhendi kehilangan nyawa akibat tersengat listrik. Wamensos menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan dan berharap santunan tersebut dapat sedikit membantu meringankan beban mereka.
Ia menambahkan bahwa santunan yang diberikan bukan sekadar bentuk bantuan finansial, tetapi juga merupakan simbol dukungan moral dari pemerintah kepada masyarakat yang terdampak. Menurut Agus Jabo, kehadiran pemerintah di tengah masyarakat yang mengalami musibah merupakan langkah penting untuk menunjukkan kepedulian serta tanggung jawab negara dalam membantu warganya.
Bencana banjir yang terjadi di Bandarlampung disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah tersebut sejak Jumat pagi. Hujan deras tersebut menyebabkan genangan air di berbagai daerah, bahkan beberapa wilayah mengalami banjir yang cukup parah. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, bencana ini berdampak pada 11.223 jiwa dan merusak 14.160 unit rumah.
Salah satu dampak paling tragis adalah kehilangan nyawa dua warga. Dalam penanganannya, BPBD bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi warga yang terdampak dan memberikan bantuan darurat seperti makanan dan kebutuhan pokok.
Kementerian Sosial juga turut memberikan perhatian khusus terhadap kondisi para korban dengan memastikan bahwa kebutuhan dasar mereka terpenuhi selama masa pemulihan. Dalam hal ini, santunan kepada ahli waris korban jiwa menjadi salah satu langkah penting yang dilakukan pemerintah.
Selain itu, pemerintah daerah dan pusat juga telah melakukan upaya penanganan jangka panjang untuk memitigasi risiko bencana serupa di masa depan. Operasi modifikasi cuaca, yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), telah dilakukan untuk mengurangi curah hujan di wilayah tersebut. Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan risiko banjir di masa mendatang, terutama di kawasan rawan seperti Bandarlampung.
Kehadiran Wamensos di Bandarlampung juga menjadi pengingat bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting dalam menghadapi bencana alam. Dalam pidatonya, Agus Jabo menekankan bahwa semua pihak, termasuk masyarakat, perlu bekerja sama untuk memperbaiki infrastruktur serta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Bencana banjir yang melanda Bandarlampung menjadi peringatan bahwa permasalahan lingkungan dan mitigasi bencana harus menjadi prioritas. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama di musim penghujan, dan selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk keselamatan bersama.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Sosial, diharapkan para korban dapat bangkit dari musibah ini dan kembali menjalani kehidupan mereka dengan lebih baik. Bantuan ini bukan hanya sekadar angka, tetapi juga menjadi simbol empati dan solidaritas antarwarga negara.