Jakarta Selatan Pos – Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni), dr. Dodik Tugasworo, menyatakan bahwa gaya hidup tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik serta pola makan yang tinggi lemak dan gula menjadi faktor risiko utama stroke pada usia muda. Menurutnya, tren kasus stroke semakin meningkat pada kelompok usia 30 hingga 40 tahun. “Kami melihat peningkatan signifikan di kelompok usia tersebut, dan salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang kurang sehat,” ujarnya dalam diskusi daring yang disiarkan dari Jakarta pada Jumat lalu.
Dodik menekankan bahwa kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan tingginya tingkat stres juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko stroke di kalangan generasi muda. “Stres yang tinggi menjadi faktor penting, terutama dalam iklim kompetisi yang semakin ketat, yang menyebabkan gangguan tidur. Semua ini berpotensi memicu serangan stroke,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selain gaya hidup yang kurang sehat, stroke juga bisa disebabkan oleh riwayat penyakit genetik dan kondisi kesehatan lainnya, seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, serta obesitas. Untuk mengatasi masalah ini, dr. Dodik merekomendasikan penerapan slogan “3O + 1D,” yang terdiri dari:
- Olahraga: Disarankan untuk melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari.
- Olah seni: Melibatkan diri dalam hobi atau kegiatan yang menyenangkan untuk meningkatkan kesehatan mental.
- Olah jiwa: Meningkatkan kedekatan dengan Tuhan dan tidak terburu-buru dalam menjalani hidup.
- Diet sehat: Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi lemak.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yudhi Pramono menyampaikan bahwa 90 persen kasus stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko, seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, kebiasaan merokok, serta kurangnya aktivitas fisik. “Dengan mengelola faktor risiko tersebut, kita bisa mencegah terjadinya stroke,” ungkap Yudhi.
Yudhi juga menjelaskan bahwa Kemenkes mendorong skrining kesehatan yang dilakukan saat hari ulang tahun setiap individu sebagai langkah pencegahan. Skrining ini mencakup pemeriksaan kolesterol dan profil lipid yang bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya stroke. “Langkah-langkah ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi kasus stroke di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan,” pungkasnya.
Dengan pengetahuan ini, masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke dan berupaya menerapkan pola hidup sehat untuk mencegahnya, terutama pada usia muda.